Jambu bol disebut juga jambu kepal atau jambu merah atau jambu bol jamaika, buah jambu ini mempunyai tekstur daging yang lebih lembut dan lebih padat dibandingkan dengan jambu air. Disebut jambu bol, mungkin saya menganggap bentuknya yang menyerupai bool (bahasa Sunda) yang berarti (maaf) "pantat". Tidak begitu jelas mengapa namanya demikian, bol disebutkan merupakan bahasa Melayu.
Cara pengembangbiakkan tanaman jambu bol biasa dilakukan dengan sambung pucuk ataupun tempel mata tuna dengan batang bawah jambu bol dari biji. Perbanyakan jambu bol jamaika ini agak susah jika dilakukan dengan cara dicangkok. Pembuktian yang saya lakukan memang demikian keliatannya, dari beberapa usaha cangkok yang saya lakukan hanya 1 yang berhasil keluar akar (itupun dengan jangka waktu yang relatif lama ; 2 bulan lebih; dan sampai hari ini belum saya turunkan ). Jadi belum tahu keberhasilannya juga. (credit for ayoberkebun-hervin.blogspot.com)
Berikut nama lokal jambu bol yang mungkin anda lebih mengenalnya. Nama lain jambu bol jambu bo, jambu jambak (Min.), jambu bool (Sd.), nyambu bol (Bl.), jambu bolo (Mak.), jambu bolu (Bug.). Juga, jambu darsana, dersana, tersana (Jw., Md.); kupa maaimu (Sulut); nutune, lutune, lutu kau, rutuul (Mal.).
Buah jambu bol umumnya dimakan segar, atau dijadikan sebagai salah satu bahan rujak. Aneka jenis jambu ini juga dapat disetup atau dijadikan asinan.
Karena rasa dan aromanya, jambu bol pada umumnya lebih disukai orang dan karena itu harganya juga umumnya lebih tinggi daripada jambu air atau jambu semarang.
Kulit batangnya digunakan sebagai obat sariawan. Sedangkan kayunya yang keras dan kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah.