Sebuah bukti baru menunjukkan bahwa dengan menmbahkan gula kedalam makanan olahan dapat menjadikan efek buruk pada tekanan darah, penyakit jantung serta hipertensi, Dibandingkan jika menambahkan garam.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, yang merupakan penyebab utama kematian yang tinggi di seluruh dunia. Sejauh ini, pedoman diet telah terutama difokuskan pada peran konsumsi garam dalam menyebabkan tekanan darah tinggi,
Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi asupan garam memiliki efek kecil dalam megendalikan tekanan darah dan jumlah asupan garam kurang dari 3 gram setap hari akan lebih berbahaya. Sebaliknya, pedoman diet harus fokus pada efek penambahan gula, khususnya fruktosa, untuk mencegah munculnya penyakit kardiovaskular.
Tetatpi para peneliti berpendapat lain dan menyimpulkan bahwa konsumsi gula terutama fruktosa, akan memperburuk hipertensi serta masalah jantung lainnya. Bukti menunjukkan bahwa orang-orang yang diet asupan gula yang ditambahkan sama dengan setidaknya seperempat dari total konsumsi kalori harian mereka hampir tiga kali risiko terkena penyakit jantung dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari 10 persen.
Membatasi konsumsi minuman manis dan permen adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi asupan gula. Para peneliti menekankan bahwa gula alami dalam makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran bukan alasan untuk khawatir, dan tentu bermanfaat bagi kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa gula harus terdiri dari kurang dari 10 persen dari total asupan kalori per hari. Hal ini berarti batasan konsumsi menjadi maksimum 50g gula untuk dewasa rata-rata.
Walaupun memeang manis, tapi jika berbahaya patutlah kiranya dikurangi asupanya. Intinya kosumsi gula dan garam harus balance dan tidak boleh berlebihan.